Jantung Peristiwa

: alm. Rr. Roro

aku pun datang menjenguk kesakitanmu
peristiwa-peristiwa berbaring koma di ruang kematian
yang berbaris mengikuti irama nasib
kegagalan adalah lonceng yang berdengungan
di setiap kesempatan yang tertutup dan terbuka
di dunia sakit yang kau idap seperti menyadarkanku juga
bahwa jantung juga punya peristiwa untuk menggantung
atau mencekik dirinya

di ranjangmu aku temukan infus. ilusi yang mengalir
pada tangkai tubuhmu yang melemah karena beban dan desakan
kau benar-benar hidup dalam dunia yang mati
karena aku dan kamu telah memilih sunyi
menahan kekekalan yang datang dengan mengerikan
tanpa melewati penyiksaan yang direncanakan kefanaan
dan jantungmu merupakan peristiwa itu sendiri
kesakitan yang merindukan kesembuhan
atau terpaksa kau harus membunuh dirimu sendiri
dengan pisau semesta yang telah menggantung di udara

1998

Profil Pribadi

Apito Lahire, seorang penggiat sastra dan teater yang peduli terbukti sejak SLTA telah menulis puisi, cerpen, cerbung, monolog dan naskah drama. Kemampuannya lebih terasah setelah belajar di ASDRAFI dan ISI Yogyakarta. Sepulang dari kota budaya itu, ia segera "mencangkul ladang kreatifitas" dengan mendirikan KST - Teater Pawon bersama Julis Nur Hussein, Ufti Adenda Aulia dan beberapa rekan lainnya. Menyutradai dan bermain dalam pentas Teater Pawon: The Tragedy of Peace, Sungsang, The Sound Millenium Man, Waiting for What (1999-2001). Tahun 1999 melakukan teater jalanan (happening art) sejauh 15 km dari Monumen GBN Procot Slawi sampai Balaikota Tegal berjudul "Kesaksian Dara Perempuanku". Mendapat beasiswa ketika kuliah di ISI berguru kabuki (teater tradisional Jepang) pada Prof. Muriyama di Yokohama Jepang. Deklamasi puisi jalanan dan happening art-nya dijadikan obyek studi Prof. Dr. Richard Curtis dari Northen Territory University (NTU) Darwin Australia (2002). Ditetapkan sebagai sutradara terbaik dalam Festival Nasional Monolog Putu Wijaya STSI Bandung (2003). Beberapa antologi yang memuat puisinya: Nyanyian Fajar (Teater Kene Bali, 1993), Serayu, Getar II, Jentera Terkasa (1998), Juadah Pasar (2001), Perjumpaan (Lare's Dramatic Tegal, 2002) dan Ning (Sanggar Purbacaraka Fak. Sastra Universitas Udayanan Bali, 2002). Antologi puisi pribadinya diterbitkan bersama penyair Julis Nur Hussein dan Usman Didi Khamdani dengan judul Mung: Antologi Puisi Tiga Penyair Lintas Pantura (2004). Kini masih terus menulis serta berteater. Tinggal di Langgen 1/1 Talang, Kabupaten Tegal Jawa Tengah.

Kontak pribadi: Telp. (0283) 442216, HP 0815-480-77550, Email: apito_lahire@telkom.net